Halloween Costume ideas 2015
2016

Kebudayaan tercipta dari keragaman atau kompleksitas kebutuhan (needs) dari manusia itu sendiri. Ragamnya kebutuhan yang harus dipenuhi membuat manusia selalu berpikir dan mengekspresikannya kedalam berbagai wujud. Salah satu wujud kebudayaan manusia adalah tulisan. Tulisan merupakan media komunikasi yang dapat menghubungkan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya melalui metode baca tulis. Ada tulisan berarti ada media yang bisa dibaca. Agar bisa menulis dan membaca, maka sangat diperlukan untuk mengenali huruf.


Menurut Coulmas, pada awalnya tulisan diciptakan untuk mencatat firman-firman tuhan, karena itu tulisan disakralkan dan dirahasiakan. Namun dalam perjalanan waktu dengan berbagai kompleksitas kehidupan yang dihadapi oleh manusia, maka pemikiran manusia pun mengalami perkembangan demikian pula dengan tulisan yang dijadikan salah satu jalan keluar untuk memecahkan problem manusia secara umumnya. Seperti yang dikatakan oleh Coulmas “a king of social problem solving, and any writing system as the comman solution of a number of related problem” (1989:15)

Adapun manfaat diciptakannya tulisan adalah:
  1. Sebagai alat untuk Pengingat
  2. Memperluas jarak komunikasi
  3. Sebagai sarana untuk meninggalkan pesan (Ilmu Pengetahuan) yang dapat dipelajari oleh generasi mendatang
  4. Sebagai Sistem Sosial Kontrol
  5. Sebagai Media Interaksi, dan
  6. Sebagai Fungsi estetik

Begitu juga kebudayaan yang ada di Indonesia, yang kaya akan budaya dan tentunya ada beberapa suku bangsa yang memiliki huruf tulisan berdasrkan budaya suku bangsa itu sendiri, seperti Budaya Jawa, Budaya Sunda, Budaya Bali, Budaya Batak, Budaya Rejang, Budaya Melayu, Budaya Bugis Dan Budaya Makassar.

Di sulawesi selatan ada 3 macam jenis huruf yang dikenal dan pernah dipakai secara bersamaan.
  1. Huruf Lontara
  2. Huruf Jangang-Jangang
  3. Huruf Serang

Dalam kebudayaan Bugis/Makassar, Lontara mempunyai dua pngertian yang terkandung di dalamnya
  1. Lontara sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan
  2. Lontara sebagai tulisan

Kata lontara berasal dari Bahasa Bugis/Makassar yang berarti penulisan huruf di atas daun lontar, karena pada awalnya tulisan tersebut dituliskan di atas daun lontar. Daun lontar ini kira-kira memiliki lebar 1 cm sedangkan panjangnya tergantung dari cerita yang dituliskan. Tiap-tiap daun lontar disambungkan dengan memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu, yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri kekanan. Aksara lontara biasa juga disebut dengan aksara Sulapa Appa (sulapaq eppaq) yang artinya bersisi empat atau segi empat.

Karakter huruf Bugis/Makassar ini diambil dari Aksara Pallawa (Rekonstruksi aksara dunia yang dibuat oleh Kridalaksana) 

Namun ada pendapat bahwa, Lontara adalah aksara tradisional masyarakat Bugis-Makassar. Bentuk aksara lontara menurut budayawan Prof Mattulada (alm) berasal dari "sulapa eppa wala suji". Wala suji berasal dari kata wala yang artinya pemisah/pagar/penjaga dan suji yang berarti putri. Wala Suji adalah sejenis pagar bambu dalam acara ritual yang berbentuk belah ketupat. Sulapa appa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan susunan semesta, api-air-angin-tanah. Huruf lontara ini pada umumnya dipakai untuk menulis tata aturan pemerintahan dan kemasyarakatan. Naskah ditulis pada daun lontar menggunakan lidi atau kalam yang terbuat dari ijuk kasar (kira-kira sebesar lidi).

Memang terdapat beberapa variant bentuk huruf bugis di Sulawesi Selatan, tetapi itu tidaklah berarti bahwa esensi dasar dari huruf bugis ini hilang, dan itu biasa dalam setiap aksara didunia ini. Hanya ada perubahan dan penambahan sedikit yang sama sekali tidak menyimpang dari bentuk dasar dari aksara tersebut. Variant itu disebabkan antara lain:
  1. Penyesuaian antara bahasa dan bunyian yang diwakilinya.
  2. Penyesuaian antara bentuk huruf dan sarana yang digunakan.

Budaya Bugis-Makassar merupakan budaya yang beruntung, karena ada bukti sejarah yang bisa disuguhkan ke generasi sekarang, yakni budaya tulisan yang dikenal dengan aksara lontara. Bagi yang ingin mengenal huruf-huruf lontara atau aksara lontara, bisa mengikuti contoh tulisan berikut:

k
ka
ki
ki
ku
ku
ek
ke
ko
ko
g
ga
gi
gi
gu
gu
eg
ge
go
go
G
nga
Gi
ngi
Gu
ngu
eG
nge
Go
ngo
K
ngka
Ki
ngki
Ku
ngku
eK
ngke
Ko
ngko
p
pa
pi
pi
pu
pu
ep
pe
po
po
b
ba
bi
bi
bu
bu
eb
be
bo
bo
m
ma
mi
mi
mu
mu
em
me
mo
mo
P
mpa
Pi
mpi
Pu
mpu
eP
mpe
Po
mpo
t
ta
ti
ti
tu
tu
et
te
to
to
d
da
di
di
du
du
ed
de
do
do
n
na
ni
ni
nu
nu
en
ne
no
no
R
nra
Ri
nri
Ru
nru
eR
nre
Ro
nro
c
ca
ci
ci
cu
cu
ec
ce
co
co
j
ja
ji
ji
ju
ju
ej
je
jo
jo
N
nya
Ni
nyi
Nu
nyu
eN
nye
No
nyo
C
nca
Ci
nci
Cu
ncu
eC
nce
co
nco
y
ya
yi
yi
yu
yu
ey
ye
yo
yo
r
ra
ri
ri
ru
ru
er
re
ro
ro
l
la
li
li
lu
lu
el
le
lo
lo
w
wa
wi
wi
wu
wu
ew
we
wo
wo
s
sa
si
si
su
su
es
se
so
so
a
a
ai
i
au
u
ea
e
ao
o
h
ha
hi
hi
hu
hu
eh
he
ho
ho

Aksara lontara ini, juga merekam nilai-nilai luhur (indigeneous knowledge) budaya Bugis-Makassar yang biasa disebut dengan pappasang (Makassar) atau paseng (Bugis) yang artinya 'pesan-pesan' berupa panngadakkang (Makassar) atau panngaderreng (Bugis) yang artinya "adat istiadat".

Aksara Bugis-Makassar digunakan mencatat manuskrip-manuskrip yang dikenal dengan sebutan aksara lontara. Aksara lontara merupakan lambang identitas daerah dan merupakan nilai luhur budaya Bugis-Makassar serta sebagai alat transformasi nilai-niai luhur yang sangat berharga. Aksara lontara adalah salah satu aset kekayaan budaya yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata budaya daerah. Selain itu, dapat menjadi aset dan sumber pengembangan budaya nasional.

Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw berlokasi di Aula SMAS YAPIP Makassar Sungguminasa yang dilaksanakn pada hari kamis, 15 Desember 2016 M/15 Rabiul Awal 1438 H. Tema Maulid kali ini adalah DENGAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW "Kita Tingkatkan Iman & Taqwa Untuk Membentuk Pribadi Ber-Akhlak Karimah".

Sambutan Kepala Yayasan YAPIP Makassar Sungguminasa
Kegiatan Peringatan Maulid ini berlangsung penuh hikmah. Sengaja diadakan agar siswa dan siswi lebih bisa memahami dan memaknai perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam dan mempersatukan tali persaudaraan yang semoga bisa terpaterikan di lingkungan sekolah.

Uztad Suhardi

Harus menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, membina kembali akhlakul karimah yang telah dicontohkan oleh Baginda Nabi besar Muhammad Saw. Saat ini, kita telah krisis figur yang semoga dengan adanya peringatan maulid Nabi besar Muhammad Saw, kita semua bisa mengenang kembali bagaimana beliau telah membangun masyarakat yang madani (masyarakat yang beradab) dalam bahasa Makassar Pangngadakkang.

Uztad Junaedi

Tentunya kita bisa lihat sekarang, krisis moral terjadi di mana-mana, yang tua tak lagi menghargai yang muda dan yang muda tidak lagi menghormati yang tua, baik itu di kalangan rakyat biasa hingga sampai ke pejabat pemerintahan. Peringatan maulid kali ini hanya bertujuan agar kembali mengenang dan semoga bisa membuahkan akhlakul karimah yang baik di lingkungan sekolah sebagai bagian bentuk kecil pemerintahan di lingkungan sekolah.

Dari sebelah kiri berturut-turut ke kanan, Megawati, S.Pd, Hasanah Ak, S.Pd, Kasmawati, S.Pd, dan Drs. Aloysius Nanggun (Kepsek SMAS YAPIP Makassar Sungguminasa)

Hiasan bunga dan telur sebagai pemeriah acara

Penampilan Kasidah Siswi SMP, SMA dan SMK YAPIP Makassar Sungguminasa

Siswa-Siswi SMP-SMA-SMK YAPIP Makassar Sungguminasa Penuh hikmat mendengarkan ceramah tausiah

Siswa-Siswi SMP-SMA-SMK YAPIP Makassar Sungguminasa

Dalam bahasa Makassar berhitung artinya A'rekeng. Berikut adalah penyebutan-penyebutan bilangan ordinal dalam bahasa Makassar.


Bilangan Kardinal
1 = eser (Se're)
2 = rua (Rua)
3 = tlu (Tallu)
4 = ap (Appa')
5 = lim (Lima)
6 = an (Annang)
7 = tuju (Tuju)
8 = sgtuju (Sagangtuju)
9 = slp (Salapang)
10 = spulo (Sampulo)
11 = spulo eser (Sampulo se're)
12 = spulo rua (Sampulo rua)
...
20 = ruapulo (Ruampulo)
21 = ruapulo eser (Ruampulo se're)
22 = ruapulo rua (Ruampulo rua)
...
30 = tlupulo (Tallumpulo)
40 = ptpulo (Patampulo)
50 = limpulo (Limampulo)
60 = anpulo (Annampulo)
70 = tujupulo (Tujupulo)
80 = sgtujupulo (Sagantujupulo)
90 = slppulo (Salapangpulo)
100 = sibilG (Sibilangngang)
101 = sibilG eser (Sibilangngang se're)
200 = ruabilG (Ruambilangngang)
400 = ptbilG (Patambilangngang)
1.000 = sisbu (Sisa'bu)
2.000 = ruasbu (Ruassa'bu)
4.000 = ptsbu (Patassa'bu)
10.000 = spulo sbu (Sampulosa'bu)
40.000 = ptpulo sbu (Patampulo sa'bu)
100.000 = sibilG sbu (Sibilangngang sa'bu)
200.000 = ruabilG (Ruambilangngang sa'bu)
400.000 = ptbilG (Patambilangngang sa'bu)
1.000.000 = eser jut (Se're juta)
2.000.000 = rua jut (Rua juta)

Selain bilangan kardinal di atas, di dalam bahasa Makassar juga dikenal bilangan ordinal (urutan). Penyebutan bilangan ordinal dalam bahasa Makassar selalu diawali dengan imbuhan depan (prefiks) kata maka-.

Bilangan Kardinal
Pertama = mkeser (Makase're)
Kedua = mkrua (Makarua)
Ketiga = mktlu (Makatallu)

Selain itu, penyebutan bilangan perulangan juga dikenal di dalam bahasa Makassar. Penyebutan perulangan ditandai dengan prefiks pi- dan perubahannya.

Bilangan Perulangan
Satu kali = pieser (Pinse're) = sikli (Sikali)
Dua kali = pirua (Pinrua)
Tiga kali = pitlu (Pintallu)
Empat kali = piGp (Pingappa')
Lima kali = pilim (Pinlima) = pilim (Pillima)
Enam kali = piGn (Pingannang)
Tujuh kali = pituju (Pintuju)
Delapan kali = pisgtuju (Pissagantuju)
Sembilan kali = pislp (Pissalapang)
Sepuluh kali = pispulo (Pissampulo)

Sering juga terdengar penggunaan bilangan di atas untuk menyatakan kesatuan / pemisahan / pembagian kelompok benda, 
contoh: 
  1. Satukan saja semua kertasnya = pieser Gesmitu krtsk (Pingse're ngasemmintu karattasaka),
  2. Bagi dua (bukan potong dua) bawang itu, agar tidak mengambil banyak tempat = pirua vitu lsuny, soln etn njai tpk niael (Pinrua mintu lasunayya, solanna tena najai tampaka nialle).
dan bahasa yang benar dan seharusnya untuk kalimat di atas adalah
  1. Satukan saja semua kertasnya = peser GesGi atu krtsk (Passe're ngasengi antu karattasaka),
  2. Bagi dua (bukan potong dua) bawang itu, agar tidak mengambil banyak tempat = beg ruaai atu lsuny, soln etn njai n ael tp (Bage ruai antu lasunayya, solanna tena najai naalle tampa').
Bilangan perulangan di atas lebih cocok digunakan pada kalimat yang menyatakan jumlah banyak kali yang dilakukan pada suatu kegiatan, misalnya:
  1. Tiga kali berlari keliling lapangan = pitluai lri n airoai lpGG (Pintallui lari nainroi lapanganga)
  2. Delapan kali menerima gaji = pisgtujuai anrim jt (Pissagantujui annarima jata)

Alhamdulillah baru-baru ini, tepatnya tanggal 17 September 2016 telah terbentuk forum baru operator tingkat dikmen SMA Sekabupaten Gowa. Forum ini semoga bisa mewadahi kegelutan banyaknya aplikasi pendataan yang harus ditangani oleh seorang operator.

Lahirnya forum ini bukan berarti tidak ada wadah penyampaian keluhan dan kegundahan akan banyaknya tanggungjawab seorang operator dalam menangani data. Bahkan di tengah-tengah lahirnya forum ini, sudah ada forum nasional masuk ke kabupaten gowa, yakni FOPPSI. Tapi kebanyakan di antara kami belum siap dengan FOPPSI, termasuk pribadi saya. Kurang kesiapan di sini hanyalah sebatas pendataan saja. Tidak perlu sampai ke tingkat nasional untuk memahami pendataan.

Dengan adanya kelompok-kelompok kecil, jangkauan langkah kaki juga cuma selangkah, maka cukup dengan komunitas yang kecil pula, bagi saya itu sudah sangat membantu silaturahim pendataan. Dan bukan berarti ini adalah bentuk penolakan untuk forum yang lain. Bagi saya pribadi, tidak perlu sampai sejauh itu hanya untuk forum pendataan.

"Data itu mudah, tinggal dipahami dan bagaimana menginputnya ke aplikasi pendataan, jadi tidak perlu sejauh itu membangun forum hanya untuk membahas pendataan"

Seperti inilah suasana terbentuknya Forum Komunikasi Operator Tingkat SMA Sekabupaten Gowa pada tanggal 17 September 2016.





Setelah terbentuknya forum ini, saya pribadi yang tadinya tidak tau siapa-siapa saja operator tingkat SMA Sekabupaten Gowa, kini dapat kesempatan untuk lebih bisa mengenali lagi bahwa inilah wajah-wajah operator tingkat dikmen SMA Sekabupaten Gowa.

Sampai saat ini, tiap bulannya selalu diadakan pertemuan operator, dan sudah dua kali pertemuan berikutnya setelah terbentuknya forum FKO. Sejauh itu, kami juga membangun komunitas di jejaring sosial seperti Grup FB, Grup WA, dan juga Grup BBM.

  • Suasana sebelum, sementara dan sesudah pertemuan operator pada tanggal 15 Oktober 2016






  • Suasana sebelum, sementara dan sesudah pertemuan operator pada tanggal 19 November 2016





Semoga dengan adanya forum ini, kita semua berada dalam nuansa dan zona yang nyaman. Pendataan kita semakin valid, dan pekerjaan kita di pendataan seperti sedang pergi berliburan.

Salam Banyak Data ...

MKRdezign

{facebook#https://www.facebook.com/100003917025053} {twitter#https://twitter.com/NALoveMetaphor} {google-plus#https://plus.google.com/u/0/117234311742461696995} {pinterest#https://id.pinterest.com/indarjaya9/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UC-S_QsY5fXShgK_uu5-ezzw} {instagram#https://www.instagram.com/jibankontemporer/}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget